BONDOWOSO, Zonapos.co.id – Annual Conference for Muslim Scholars (ANCOMS) merupakan ajang akademik tahunan dalam menjaga tradisi Intelektualisme Perguruan Tinggi di Kopertais Wilayah IV Surabaya. Selasa (21/11/2023 )
Ajang ini mempertemukan akademisi dari berbagai Institusi Pendidikan Tinggi terutama yang yang ada di bawah naungan Kopertais Wilayah IV Surabaya.
Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Togo Ambarsari Bondowoso turut berpartisipasi pada kegiatan ANCOMS 2023 dengan tema Local Culture Values and Religius Moderation ini.
Hal ini dilakukan sebagai bentuk kontribusi keilmuan dengan mengirim dua delegasi yang membawakan kajian pesantren dan moderasi beragama serta kajian nilai moderasi beragama pada generasi milenial.
Dua delegasi tersebut diantaranya, Akhmad Ghasi Pathollah mewakili Muhalli sebagai delegasi, membawakan sebuah artikel dengan kajian “Relevansi Konsep Mondok untuk Mengaji dan Membina Akhlakul Karimah KH. Zaini Mun’im dalam Konstruksi Fiqh Moderat di Pesantren”.
Akhmad Ghasi Pathollah, menjelaskan, kajian ini menganalisis sebuah tata nilai di pesantren sebagai stable core yang mengkondisikan terhadap keilmuan dan pemahaman Fiqh agar bersifat moderat, dinamis, inklusif, toleran dan tidak diskriminatif.
“Kajian ini diharapkan bisa memberikan kontribusi dalam memecahkan problem pemahaman Fiqh di pesantren yang seringkali tampak kaku, stagnan, eksklusif dan diskriminatif. Pada gilirannya, pesantren bisa memberikan kontribusi yang relevan dan lebih besar dalam menyelesaikan problem keumatan di tengah masyarakat.” ungkapnya, kepada awak media Zonapos.co.id. Kamis (23/11/2023 )
Berikutnya, Muta’allim dengan kajian yang berbeda dalam artikelnya berjudul “The Concept of Internalizing The Values of Religious Moderation for The Millennial Generation Based on The Qur’an”.
Menurutnya, artikel ini berupaya untuk membangun konsep nilai-nilai moderasi beragama bagi generasi milenial berdasar al-Qur’an.
“Kajian ini diharapkan memberikan solusi dalam masalah moderasi beragama pada generasi millenial yang seringkali tampak intoleran, tidak nasionalis dan bergaul berdasar status sosial.” ungkapnya
Di sisi lain, Sekretaris Kopertais Wilayah IV Surabaya, Dr. Hasan Ubaidillah, M.Si. dalam sambutannya di opening ceremony menyampaikan alasan dari pemilihan tema yang fenomenal ini berangkat dari sebuah pemahaman bahwa nilai-nilai budaya lokal memiliki peran yang signifikan dalam membangun pemahaman yang tepat terhadap agama sebagaimana al-Qur’an sebagai wahyu tidak turun di ruang hampa.
“Al-Qur’an turun dalam konteks sosial budaya yang historis dan berdialektika dengannya. Sintesa antara wahyu dan budaya adalah sebuah keniscayaan. Maka dari itu, Islam Rahmatan Lil ‘Alamin tidak bisa terwujud dengan tanpa melibatkan unsur-unsur kebudayaan di dalamnya.” jelasnya
Di penghujung acara, kegiatan ini ditutup dengan seminar ilmiah oleh Prof. Akh. Muzakki, M.Ag. Ph.D selaku koordinator Kopertais wilayah IV Surabaya, dengan salah satu kunci penyampaiannya, ‘Rekonseptualisasi Lillahi Ta’ala dalam Publisitas Kebaikan’. Selanjutnya diakhiri dengan doa dipimpin secara khidmat oleh Dr. KH. Ilhamullah Sumarkan.
Pewarta: Ali Wafi