Paguyuban Wargi Sunda (PWS) Sumatera Utara adalah Organisasi Kedaerahan Sunda yang sudah berdiri sejak tanggal 27 Juni 1936 di Medan, Sumatera Utara. PWS lahir dari penyebaran masyarakat Sunda yang dipekerjakan pemerintahan Belanda di perkebunan Deli Matschapy.
Setelah masa kontrak kerja habis, sebagian kecil pekerja asal Sunda menetap di Sumatera Utara. PWS sudah memasuki usia yang ke 88 tahun dan tersebar di 14 Kabupaten/Kota yaitu Kota Medan, Kota Binjai, Kabupaten Dairi, Kabupaten Karo, Kabupaten Deli Serdang, Kabupaten Serdang Bedagai, Kota Tebing Tinggi, Kota Pematang Siantar, Kabupaten Batubara, Kabupaten Asahan, Kota Tanjung Balai, Kabupaten Labuhan Batu, Kabupaten Labuhan Batu Utara dan Kabupaten Labuhan Batu Selatan. dengan jumlah anggota kurang lebih berjumlah 2000 orang.
Untuk mengobati rasa kangen terhadap budaya dan suasana ke-Sunda-an orang Sunda di perantauan yang teringat akan kampung halamannya, maka Dewan Pengurus Pusat (DPP) Paguyuban Wargi Sunda Sumatera menghadirkan acara Seminar Nasional Kebangsaan dengan tema “Penerapan Falsafah Sunda Dalam Ketahanan Sosial Budaya Nasional di Era Digitalisasi Informasi. Seminar dilaksanakan pada hari Sabtu, 18 Januari 2025, bertempat di Universitas Medan Area, Deli Serdang, Sumatera Utara.
Kegiatan dibuka oleh Ketua Umum PWS Sumatera Utara yang pada saat ini menjabat sebagai Rektor Universitas Medan Area, Prof. Dr. Dadan Ramdan, M.Eng, M.Sc. Seminar mengupas pandangan tentang “Tri Silas” falsafah sunda, yaitu Silih Asah, Silih Asih, Silih Asuh yang artinya saling mencerdaskan, saling mengasihi, saling mengayomi. Tri silas dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari untuk mencegah dampak negatif dalam bersosial dan bernegara di era informasi digital.
Seminar nasional ini menghadirkan empat narasumber yaitu: dosen bahasa dan budaya Sunda dari UPI Bandung, Prof. Dr. Nunuy Nurjanah, M.Pd, dosen teknik informatika Universitas Asahan Dr. Wanayumini, S.Kom, M.Kom, budayawan Sunda yang juga merupakan anggota DPRD Sumatera Utara, Ahmad Hadian Kardiadinata, S.Pd.I, serta budayawan Sunda yang saat ini menjabat sebagai GM Hotel Santika Premiere Dyandra Medan, yaitu Sarmad, S.Tr.Par, M.Tr.Par.
Pembukaan kegiatan ini diawali dengan Mapag Inohong diiringi tarian Merak dan Sisingaan. Selain itu ditampilkan juga pencak silat, kacapi suling dan aneka tarian yang diiringi Gamelan atau degung Sunda secara live. Seminar nasional ini diharapkan dapat menjalin kekompakkan dan kerjasama antar wargi Sunda di perantauan serta merupakan salah satu upaya untuk melestarikan budaya Sunda.
Kegiatan ini juga dihadiri oleh Kabid Ketahanan Ekonomi, Sosial, Budaya, Agama dan Ormas Pemprov Sumut yang diwakili oleh Harry, SSTP.,M.Sc, serta tokoh-tokoh masyarakat yang mewakili beberapa organisasi di Sumatera Utara. PWS berharap terus bisa mengadakan berbagai macam kegiatan sosial dan budaya yang bernilai positif dan bermanfaat bagi masyarakat.