BONDOWOSO, Zonapos.co.id – Menjelang Pilkada 2024, desakan masyarakat agar PKB dan Golkar membentuk koalisi semakin menguat. Praktisi hukum dan politik, Moh Ali Baharun, menilai bahwa hubungan antara PKB dan Golkar telah terjalin harmonis selama lebih dari dua dekade.
“Sejak masa Bupati Amin Said Husni, PKB dan Golkar selalu beriringan,” ujar Baharun. Selasa (16/07/2024)
Meski kedua partai sempat berhadap-hadapan dalam Pilkada 2008, Golkar tetap mendukung kebijakan-kebijakan Amin Said Husni selama sepuluh tahun masa jabatannya. Bahkan ketika Sekretariat Gabungan (Setgab) dibentuk oleh partai-partai parlemen, Golkar tetap teguh bersama PKB.
Keharmonisan ini juga terlihat pasca Pilkada 2018, saat Ahmad Dhafir dan PKB kehilangan dukungan dari beberapa partai pendukung mereka. Meski partai-partai pendukung Ahmad Dhafir-Hidayat seperti Demokrat, PKS, PAN, Nasdem, dan Gerindra beralih haluan setelah kekalahan, Golkar tetap setia mendukung PKB.
“Golkar telah terbukti setia kepada PKB, bahkan ketika kader Golkar tidak dijadikan pasangan dalam Pilkada 2018, Golkar tetap mendukung calon dari PKB,” jelas Baharun, yang juga merupakan mantan relawan Salwa-Imam Tahir.
Menurutnya Pilkada 2024, sudah saatnya kader Golkar diusulkan sebagai calon wakil bupati. Apalagi, Ketua Golkar saat ini, Kriesna, adalah satu-satunya ketua partai termuda di Bondowoso dan mewakili generasi milenial.
“Saya sarankan Golkar untuk tidak terlalu fokus dan terobsesi pada pencalonan bupati. Jika mereka bisa bergandengan dengan Ra Hamid dari PKB, itu akan menjadi pasangan ideal,” tambah Baharun.
Dengan 16 kursi di DPRD yang dimiliki PKB dan 7 kursi oleh Golkar, keduanya memiliki kekuatan politik yang cukup untuk menguasai parlemen dan memberikan dukungan solid dalam pemerintahan mendatang. Keharmonisan PKB dan Golkar selama 20 tahun menjadi modal utama dalam menunjang kinerja pemerintahan dan stabilitas politik di Bondowoso ke depan.
Pewarta: M. Holil




































