LUMAJANG, Zonapos.co.id – Banyak warga yang kurang mendapatkan perhatian dari pemerintah setempat. Ia hidup di bawah garis kemiskinan dan menempati rumah yang nyaris roboh. Hal ini terjadi pada Ponimin (69) warga Desa Purorejo, Dusun Umbulrejo RT. 02 RW. 01 Kecamatan Tempursari Kabupaten Lumajang.
Kondisi rumah yang berdinding bambu compang camping, genting yang banyak rontok, dan struktur rumah yang sudah rapuh dan miring membuat tempat tinggal Ponimin tidak layak huni.
Infromasi yang dihimpun Zonapos.co.id dari warga, Ponimin, seorang buruh serabutan yang hidup di bawah garis kemiskinan.
Saat ditemui awak media Zonapos.co.id, Ponimin menyampaikan harapannya agar pemerintah setempat dapat memberikan bantuan bedah rumah.
“Saya tidak punya apa-apa, bahkan makan pun susah. Saya berharap pemerintah bisa membantu,” ujarnya dengan nada haru. Selasa (14/11/2023)
Hal yang sama disampaikan oleh salah satu tokoh masyarakat setempat, meskipun telah mencoba membantu, tapi keterbatasan dana membuat upaya perbaikan rumah Ponimin belum dapat dilaksanakan sepenuhnya.
“Rumah Pak Ponimin sudah lama rusak berat dan sudah saya ajak untuk membongkarnya, namun apa daya dananya tidak cukup” ungkapnya
Melihat kondisi yang mengkhawatirkan ini, Tim Media Zonapos.co.id bersama warga Desa Purorejo, Kecamatan Tempursari, Kabupaten Lumajang, bergerak bersama dalam aksi kemanusiaan turun tangan dengan sukarela untuk bergotong royong.
Mereka memasang genteng yang bocor dan menopang rumah Ponimin dengan tonggak bambu agar terhindar dari ambruk.
Aksi kemanusiaan ini diikuti oleh bantuan dari berbagai pihak, termasuk 20 sak semen, 2 truk pasir dari Tagana Rajawali Lumajang, dan beberapa potong kayu dari donasi Pak Nanang Wahyudi.
Sebelumnya, Tim Media Zonapos.co.id telah mencoba mengkonfirmasi ke Balai Desa Purorejo terkait kondisi rumah Ponimin. Namun, kepala desa tidak ditemukan di kantor.
Salah satu perangkat desa mengatakan, kalau orang itu tidak mau rumahnya diperbaiki.
Disisi lain, versi Ponimin menunjukkan bahwa dirinya tidak pernah ditawari bantuan bedah rumah oleh pihak manapun, termasuk pemerintah desa dan kabupaten.
“Saya itu hanya menerima bantuan beras bulog 10 Kg dari pemerintah pusat.” Ungkap Ponimin
Kisah ini menyoroti tantangan masyarakat yang hidup di bawah garis kemiskinan dan kurang mendapatkan perhatian penuh dari pemerintah setempat.
Sementara upaya warga dan bantuan sukarela mulai mengalir, masih menjadi pertanyaan mengapa pemerintah desa tampaknya tutup mata terhadap kondisi rumah yang nyaris roboh ini. “Bersambung” untuk mengungkap lebih lanjut.
Pewarta: Julianto.