TANJABBAR, Zonapos.co.id – Warga masyarakat Desa Suban, Kecamatan Batang Asam, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Provinsi Jambi, dikejutkan oleh perubahan warna aliran air Sungai Tantang yang tiba-tiba menjadi hitam pekat. Rabu, (19/06/2024). Sungai ini digunakan masyarakat setempat untuk irigasi persawahan, mandi, dan mencuci.
Hitamnya air sungai tersebut diduga kuat akibat tumpahan limbah dari pengolahan pabrik kelapa sawit milik PT. Fotrisius Wajo Perkebunan (PT. FWP) yang berlokasi di huluan sungai.

Jimmy Sinaga, selaku humas PT. FWP, saat dihubungi oleh jurnalis Zonapos di hari yang sama via telepon menyatakan bahwa kejadian ini bukan akibat limbah berbahaya.
“Benar bang, kolam kita ada yang jebol subuh tadi karena curah hujan yang tinggi dari kemarin sore,” ujarnya.
“Tapi itu bukan limbah berbahaya kok bang, itu kolam 12 adalah kolam pancing bang, ini sekarang juga sedang dilakukan penimbunan kembali tanggul yang jebol,” lanjutnya.

Mengutip dari laman Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang, air sungai yang tercemar dapat diidentifikasi melalui beberapa indikator, antara lain:
- Adanya Bahan Pelarut dan Endapan: Dapat membuat air berbau, memiliki derajat keasaman tinggi, memiliki rasa, dan berwarna.
- Berbau: Air yang murni dan sehat tidak akan menimbulkan bau. Air tercemar akan berbau busuk dan menyengat.
- Derajat Keasaman Tidak Netral: Normalnya, derajat keasaman air adalah 7. Jika melebihi atau kurang dari 7, air tersebut sudah tercemar.
- Mikroorganisme yang Berlebih: Limbah atau sampah yang ada di dalam air meningkatkan mikroorganisme yang membutuhkan oksigen untuk mengurai, sehingga hewan dan tumbuhan air akan kekurangan oksigen.
- Memiliki Rasa: Air murni dan sehat tidak memiliki rasa. Jika memiliki rasa, air tersebut tercemar.
- Radioaktivitas Air Meningkat: Radioaktivitas air meningkat akibat banyaknya zat radioaktif, menunjukkan pencemaran.
- Suhu Air Berubah: Suhu air yang terus berubah dari kondisi normal menunjukkan pencemaran.
- Berwarna: Air bersih tidak berwarna dan bening. Air tercemar akan berubah warna.
Atas kondisi ini, masyarakat dihimbau untuk sementara tidak menggunakan air sungai. Dikhawatirkan zat-zat polutan yang ada di dalamnya akan mengganggu kesehatan.
Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan serta Pemerintah Kabupaten Tanjung Jabung Barat diminta agar dapat menindaklanjuti kejadian ini dengan serius demi kesehatan dan keselamatan warga.
Pewarta: Prabowo











































