TANJABBAR, Zonapos.co.id – Kemen PUPR melalui konsultannya mengadakan Kegiatan Focus Group Discussion (FGD) mengenai rencana pembangunan ruas jalan tol Jambi Rengat seksi Cinto Kenang-Sent Jalang. Bertempat di Aula kantor camat Kecamatan Tungkal Ulu, Rabu (22/11/2023).
Kegiatan ini dihadiri oleh pihak konsultan yang terdiri dari beberapa orang utusan diantaranya Pak Bambang Mulyono selaku tenaga ahli, Ani selaku fasilitator, Sekar selaku fasilitator, Rauf juga selaku fasilitator konsultan.
Kegiatan tersebut bertujuan menggali informasi dari masyarakat akan hal-hal yang berkemungkinan menjadi keluhan dan harapan bagi Warga Terdampak Proyek pembangunan jalan tol ini nantinya.
Untuk diketahui bahwa pembangunan proyek strategis nasional jalan tol trans sumatera yang digagas oleh Presiden Joko widodo telah memasuki tahap pengerjaan di daerah Betung – Tempino Provinsi Jambi. Selanjutnya akan dikerjakan adalah seksi Cinto Kenang – Sent Jalang.
Yang mana pada ruas jalan tol tersebut melintasi beberapa Desa dalam Kecamatan Tungkal Ulu.
Dalam pemaparannya Bambang Mulyono, tenaga ahli dari konsultan publik mengatakan dalam setiap pembangunan jalan tol biasanya akan muncul dampak sosial dan lingkungan baik itu berupa dampak positif maupun dampak negatif.
Perlu diketahui pula bahwa rencananya pembangunan tol Jambi – Rengat ini akan dibagi menjadi tiga tahap.
Tahap pertama Simpang Ness Mendalo (Jambi)-Merlung sepanjang 67,45 Km, akan dilaksanakan tahun 2024, Merlung – Sent Jalang sepanjang 88,30 Km 2024 – 2025, Sent Jalang – Rengat sepanjang 42,9 Km 2025 – 2027.
“Jadi fokus kegiatan kita siang hari ini adalah menerima masukan berupa harapan serta saran dari warga yang terdampak oleh proyek pembangunan jalan tol ini nantinya,” ucapnya.
Turut hadir diantaranya Kepala Desa Kuala Dasal, Kepala Desa Badang, Kepala Desa Tanjung Tayas dan Kepala Desa Taman Raja serta warga yang terdampak langsung maupun tidak langsung dari proyek jalan tol.
Kades Kuala Dasal Tarmidi, menyampaikan bahwa supaya proses pembayaran ganti rugi terhadap pembebasan lahan segera dilakukan jika memang proyek ini benar-benar dilanjutkan.
“Saya sebagai perwakilan warga desa terdampak tidak ingin hanya dijanjikan terus karena hal tersebut menjadi ketakutan bagi warga dalam hal menggarap lahan kebun yang terkena jalur lintasan jalan tol”,ucapnya.
Hal berbeda diutarakan oleh Kades Taman Raja Mawardi.
“Saya berharap nantinya ketika pembebasan lahan agar pihak desa diundang,” ujarnya.
Sedangkan dari pihak warga terdampak menyampaikan bahwa supaya pihak pengelola jalan tol ini nantinya dapat memberikan kontribusi yang sesuai kepada yang terdampak langsung.
Sementara itu selaku fasilitator dalam pertemuan kali ini Camat Tungkal Ulu yang diwakili oleh Kasi Humas Heri Ardian menyampaikan beberapa masukan diantaranya adalah selama proses pengerjaan jalan tol ini nantinya agar tidak merusak ekosistem alam dan sumber mata pencarian warga.
“Jalan tol ini nantinya akan melintasi sungai dan anak sungai yang mana daerah itu merupakan mata pencaharian warga yang berprofesi sebagai pencari ikan, nah ketika musim hujan seperti sekarang ini biasanya sungai akan meluap dan ikan akan menuju ke anak sungai. Jangan sampai anak sungai ini dialihfungsikan atau dipindah posisinya atau ditutup sehingga tidak seperti pada fungsi awalnya yang mana hal tersebut tentu akan berdampak kepada mata pencarian warga,” jelasnya.
Pada bagian penutup pak Bambang mengatakan bahwa hasil pertemuan kali ini akan disampaikan kepada dinas kementerian PUPR. Agar menjadi masukan sehingga dapat meminimalisir dampak negatif dari proyek ini.
“Terima kasih atas kehadirannya, saran, masukan serta harapan warga yang terdampak dari proyek jalan tol ini baik itu mengenai TJSLP/CSR, hilangnya mata pencaharian warga, besaran ganti rugi baik terhadap lahan, bangunan maupun tanaman, serta kontribusi jangka panjang atas keberadaan jalan tol dan segala kemungkinan yang terjadi selama proyek ini berlangsung,” tutupnya.
Pewarta : Prabowo