ASAHAN, Zonapos.co.id – Di sebuah sudut kecil Kecamatan Air Batu, Kabupaten Asahan, sebuah keluarga sedang berjuang melawan ujian yang berat. Bayi berusia dua bulan yang diberi nama Cahaya, mengidap penyakit pembengkakan limpa yang menyebabkan perutnya membesar.
Ayah Cahaya adalah seorang nelayan, sementara ibunya bekerja sebagai guru honorer. Keluarga ini tidak memiliki BPJS Kesehatan, sehingga akses mereka terhadap layanan kesehatan sangat terbatas.
Namun, sebuah keajaiban kecil terjadi. Tanpa rujukan resmi, bayi Cahaya berhasil dirujuk ke RSU Kisaran dan pagi tadi (20/06/2024) tiba di Medan menggunakan angkutan umum.
Menurut Afrizal Margolang, saat ini, bayi Cahaya sedang mendapatkan perawatan di RS Haji Medan. Ketika bertemu di rumah sakit, ibu Cahaya hanya bisa menangis melihat anaknya, kini akhirnya mendapatkan perawatan yang sangat dibutuhkan.
“Air mata ibu Cahaya tidak bisa dibendung ketika menceritakan penderitaan dan harapan yang terpendam. Tanpa disadari, saya pun ikut menangis, merasakan kesedihan yang mereka alami,” ungkapnya Kamis, (20/06/2024)
Ia juga menjelaskan, dirinya tidak mengenal kedua orang tua Cahaya, begitu juga sebaliknya orang tua Cahaya tidak mengenalnya.
“Kemarin sore, saya menerima telepon dari nomor yang tidak terdaftar di ponsel saya. Ternyata, itu adalah panggilan dari ibu Cahaya yang dalam kesusahan memohon bantuan agar penyakit anaknya bisa segera ditangani rumah sakit. Ketika saya menanyakan dari mana mereka mendapatkan nomor saya, mereka menjawab dari Ustadz Abu Nisa Nabil Assubhi, yang lebih dikenal sebagai Ustadz Subuh Butar Butar.” jelasnya
Orang tua Cahaya, sangat berterima kasih atas bantuannya,
“Terima kasih Ustadz Subuh, engkau telah membentangkan jalan untuk berbuat kebaikan bagi saya.” ungkapnya
Disisi lain Afrijal, menanyakan keberadaan para pemimpin yang telah ia pilih pada pileg 2024. Seharusnya para dewan yang terpilih tidak hanya hadir saat kampanye, tetapi juga benar-benar bekerja untuk kesejahteraan dan kesehatan rakyatnya, terutama mereka yang berada dalam kondisi paling rentan.
“Pertanyaan besar yang muncul dipikaran saya, kemana para dewan yang kita pilih pada Pileg 2024 kemarin? Di mana peran mereka ketika masyarakat yang mereka wakili berada dalam kesulitan seperti ini ?” tutupnya
Pewarta: Sofiandi