Zonapos.co.id – Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) telah mengimplementasikan strategi pemberdayaan masyarakat melalui program Tenaga Kerja Mandiri (TKM) sebagai bagian dari upaya menanggulangi kemiskinan ekstrem di tanah air. Namun, seberapa efektif program ini dalam mencapai tujuan yang diharapkan? Kalau menurut kalian gimana? efektif enggak sih program pemberdayaan masyarakat melalui Tenaga Kerja Mandiri (TKM) ?
Apa itu TKM ?
Jadi temen-temen seblum terlalu jauh membahas tentang itu paling tidak kita harus pahami dulu, apa sih TKM itu? oh iya TKM itu ada yang namanya TKM pemula dan ada juga yang namanya TKM lanjutan.
Tenaga kerja mandiri ini menjadi salah satu skema yang diluncurkan oleh kemnaker sebagai skema perluasan kesempatan kerja yang dalam kategori sesuai dengan potensi daerah dan memberikan kesempatan kerja seluas-luasnya bagi masyarakat.
Tapi tepat sasaran enggak sih strategi dari Kemnaker ini? apa bener bisa buat mengatsi kemiskinan ekstrim di negara kita tercinta yaitu Indonesia?
Sebenarnya kalau dilihat lebih dalam yang menjadi sasaran peserta program TKM pemula ini ialah para pengangguran dan juga bisa dong setengah penganggur atau juga para pencari kerja yang bukan termasuk Pegawai Negeri Sipil (PNS), anggota TNI dan Polri, dan juga yang tidak pernah terikat dengan pemerintah atau swasta, serta belum pernah menerima bantuan pemerintah dalam waktu satu tahun terkahir
Strategi Kemnaker dan Tantangan Digitalisasi
Program TKM sesuai dengan arahan dari Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2022 yang menyerukan percepatan penghapusan kemiskinan ekstrem. Namun, seberapa tepat sasaran program ini mengingat kondisi aktual masyarakat Indonesia?
Kalau berbicara kemiskinan ekstrem yang pasti juga melibatkan kebutuhan pendidikan, lalu bagaimana dengan masyarakat yang tidak cakap digital atau kurang mumpuni dalam mengakses sebuah informasi, beda lagi kalau kita berbicara millenial yang mayoritas sudah bisa beradaptasi dengan pesatnya kemajuan teknologi digital, tapi belum tentu juga paham persoalan prosedur seperti TKM ini.
Tapi jangan terlalu dalam juga buat mikirin itu, karena pelaksanakan kegiatan perluasan kesempatan kerja ini yang paling penting ialah menciptakan lapangan kerja. Mungkin pemerintah juga sudah mendorong secara optimal untuk mendukung perekonomian skala menengah, kecil, dan mikro tentunya.
Efektivitas dan Kritik
Dari sudut pandang pribadi, ada kritik terhadap implementasi TKM. Ada potensi masalah seperti korupsi dan ketidakcocokan dengan kepentingan golongan tertentu yang dapat mengurangi efektivitas program ini. Pentingnya transparansi dan akuntabilitas dalam pelaksanaan program menjadi kunci untuk memastikan dana negara tidak disalahgunakan.
Karena pada dasarnya ketika berbicara tentang hal ini berbarengan dengan kemajuan teknologi yang bisa kita pastikan bersama yang paling banyak mengambil manfaat dari TKM ini ya hanya orang-orang yang memang cakap digital dan paham juga alur sesuai prosedurnya.
Bukan juga menghambur-hamburkan uang negara, tapi sebenarnya kalau dilihat dari tujuan untuk mengatasi kemiskinan ekstrem jadi sayang dong kalau enggak tepat sasaran.
Secara keseluruhan, TKM adalah langkah positif dalam upaya mengurangi kemiskinan ekstrem di Indonesia. Namun, perlu adanya evaluasi terus-menerus dan penyesuaian untuk memastikan program ini benar-benar mencapai sasaran yang diinginkan tanpa meninggalkan mereka yang membutuhkan bantuan. Teknologi harus dimanfaatkan sebagai alat untuk menyederhanakan proses akses dan partisipasi masyarakat dalam program ini.
Dengan demikian, implementasi yang baik dan dukungan masyarakat akan memperkuat efektivitas TKM dalam mendukung pertumbuhan ekonomi inklusif dan mengatasi kemiskinan ekstrem di Indonesia.
Penulis: Andre Maulana (Founder Rumah Pintar Bondowoso)











































